Tuesday, August 4, 2009

I Love You Full Mbah Surip



Namanya menjadi populer berkat lagu Tak Gendong yang sering diputar di televisi. Penampilan Mbah Surip, demikian ia biasa dipanggil yang unik juga jadi salah satu ciri khasnya. Dengan rambut rasta ala penyanyi reggae dan tawanya yang lepas menjadi ciri dari Mbah Surip.

Dilahirkan di Mojokerto, 5 Mei 1949 dengan nama asli Urip Ariyanto adalah duda dengan empat orang anak sekaligus kakek dari empat cucu. Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian bahkan lelaki yang memiliki gelar Drs, Insinyur dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California.

Karena ingin mengadu nasibnya, akhirnya Mbah Surip hijrah ke Jakarta. Ia kemudian bergabung dengan komunitas seniman, sebut saja Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Kesempatan pun datang kepada seniman yang pernah menerima penghargaan dari MURI untuk aksi menyanyi terlama ini. Ia mendapat kesempatan masuk ke studio rekaman.

Dalam perjalanan bermusiknya, ia telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Beberapa albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).

Tak Gendong sendiri ia ciptakan pada 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip lagu ini memiliki makna filosofi tersendiri, yakni belajar salah.
Ikon Mbah Surip yang khas dengan tawa lebarnya ha-ha-ha... dan topi khas reggae warna-warni merah, kuning, dan hijau ternyata melekat bahkan sampai ia bawa mati.

Menurut dr Septiningtyas, salah satu dokter yang menangani Mbah Surip di RS Pusdikkes Jakarta Timur, Mbah Surip masih memakai atribut khasnya itu saat dinyatakan meninggal. Selain topi reggae, Mbah Surip mengenakan kaus coklat muda dan celana pendek.

Ia mengatakan bahwa Mbah Surip dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 10.30. Menurutnya, saat itu keadaan Mbah Surip sudah meninggal. Meski demikian, dokter sempat melakukan pertolongan rescue jantung paru-paru dan sempat memberikan bantuan pernapasan, tetapi tidak tertolong.

Meski tidak dapat memastikan, dokter menyatakan, kemungkinan besar Mbah Surip meninggal karena serangan jantung. Sebab, menurut penuturannya, saat dibawa ke rumah sakit, bola mata atau pupilnya sudah melebar.

Untuk dapat memastikannya, harus dilakukan otopsi. Namun, dokter tidak jadi melakukan otopsi karena harus ada persetujuan dari pihak keluarga atau kepolisian.

Menurut dokter, Mbah Surip sudah dirawat karena sakit diare dan kelelahan selama tiga hari. Hal tersebut sesuai laporan Mamik Prakoso, pelawak, yang ikut mengantar Mbah Surip ke rumah sakit.

Akhirnya, sekitar pukul 11.40, jenazah Mbah Surip dibawa ke rumah Mamik Prakoso untuk disemayamkan. Rencananya, jenazah akan dimakamkan pada Rabu (5/8) di Kampung Artis, tepatnya di makam keluarga WS Rendra. Hal itu sesuai keinginan Mbah Surip yang sempat ia sampaikan kepada Tarzan, pelawak Srimulat.

Namun, kepastian pemakaman tersebut menunggu rapat keluarga yang akan digelar di Mojokerto, asal Mbah Surip. Rapat keluarga tersebut sekaligus membicarakan rencana pernikahan anaknya yang sebelumnya akan dilangsungkan pada 16 Agustus 2009 di Mojokerto.


0 komentar:

Post a Comment

Tulis Komentar anda mengenai artikel ini...

 

Friends

Followers

Credit

.:: Story Of The Musik Legend ::. Copyright © 2009 Anak Legend is Designed by Anak Legend Sponsored by Famouz